Laman

Kamis, 09 Juli 2015

PACARAN DALAM PANDANGAN ISLAM

                                          PACARAN DALAM PANDANGAN ISLAM
                                                            oleh: Apri susandra

Dewasa ini masyarakat kita sudah terbiasa dengan (kata) Pacaran. Mereka menganggap bahwa pacaran adalah hal yang sudah biasa, bahkan mereka menganggap pacaran adalah hal yang harus dilakukan, mereka menertawakan teman-teman nya yang jomblo (memilih tidak pacaran). 
Oleh karena itu saya tertarik untuk menulis bertemakan PACARAN. Saya juga ingin memberi semangat dan motivasi kepada sahabat-sahabat yang Alhamdulillah telah mampu untuk memilih tidak pacaran. sesungguhnya pilihan untuk menjomblo (tidak pacaran) adalah pilihan yang sangat tepat.
ketika kita mampu memilih untuk tidak pacaran (ala barat) bukan berarti kita tidak ada rasa cinta terhadap seseorang, atau sering di sebut oleh kebanyakan orang tidak laku.  jangan lah bersedih, tetapi sebaliknya kita harus bergembira karena kita telah di bimbing oleh Allah untuk dapat menjaga diri dari sesuatu yang dapat menjerumuskan kita ke dalam kesengsaraan (dunia-akhirat)

Sahabat-sahabat yang budiman.. . . 
Di dalam Alqur’an Allah menjelaskan “ .....لاتقربوا الزنة.... “ jangan lah kamu mendekati zinah". Dalam potongan ayat di atas terdapat kalimat larangan.
Kaidah ushul fiqh menjelaskan "الاصل النهي للحرام" “Ashal larangan menunjukkan bagi yang haram”. Kemudian kaidah ulama fiqh menjelaskan " ما حرم استعما له حرم اتخاذه "Apa saja yang diharamkan menggunakannya, maka haram memanpaatkannya” dalam artian yang lain, “apa saja yang diharamkan melakukannya, maka haram mendekatinya”.
 Dalam kitab al-halal wa al-haram fi al-islam,Yusuf Qardhani seorang ulama’ fiqh menyatakan. “Apa saja yang membawa kepada sesuatu yang haram adalah haram juga”.

Ada satu prinsip, yakni : “apabila sesuatu telah diharamkan, maka wasilah atau cara apa pun yang dapatmembawa kepada hal itu, hukumnya adalah haram juga”. Oleh karena itu, bila kita sudah mengetahui bahwa zina itu hukumnya haram. Maka kita harus bisa memahami semua perbuatan yang mendahului atau bisa membawa kepada perbuatan zina maka hukum nya haram. maka pacaran itu dapat dihukumi haram, karena pacaran dapat membawa ke pada perbuatan zina.
Namun dalam menanggapi tentang pacaran ini, banyak yang berdalih bahwa tidak semua pacaran itu dapat menuju perbuatan zina. Pendapat yang seperti ini adalah kesalahan besar. Mereka menganggap mampu pacaran dengan tidak ada unsur perzinahannya. ( maaf) zina itu bukan hanya melakukan hubungan layaknya suami istri ataupun berciuman dan sebagainya, jauh dari pada itu zina juga bisa terjadi dari dalam hati kita yang tanpa kita sadari kita telah terjerumus kedalam perbuatan dosa. Salah satu contoh: ketika para pemuda-pemudi yang sedang menjalani hubungan pacaran ketika mereka berkomunikasi lewat telpon mereka mendengarkan suara pasangan nya dengan penuh syahwat maka sudah dihukumi haram padahal mereka tidak bersentuhan kulit sama sekali. Ketika mereka saling memandangi kemudian disertai dengan syhawat dan ini bisa terjadi tanpa hubungan pacaran saja maka hukum memandangi dengan penuh syahwat tersebut haram. Kemudian masih banyak lagi perbuatan-perbuatan dalam pacaran yang mengandung unsur perzinahan. Dan banyak juga yang berdalih, jika mereka tidak pacaran bagaimana mereka bisa menemukan suami/istri. Menyedihkan sekali orang yang berpendapat seperti ini.
Tidak sedikit mereka yang sudah pacaran bertahun-tahun lama nya namun berakhir tanpa mencapai tali pernikahan. Dan tidak sedikit pula mereka yang menikah karena pacaran, rumah tangga mereka ambruk di hantam badai perceraian. Semua ini membuktikan bahwa pacaran bukan lah solusi/alasan yang tepat untuk mencari pendamping hidup. Islam merupakan agama raahmatal lil’alamin telah terlebih dahulu menjawab permasalahaan tersebut. Dalam islam tidak pernah diajarkan, jika kita ingin mencari pasangan hidup, maka kita harus pacaran terlebih dahulu. Islam telah mengatur bagaimana proses ketika kita ingin mencari pendamping hidup. Islam telah mengajarkan kepada kita untuk berta’aruf. Ta’aruf disini tidak bisa disamakan dengan PDKT yang dilakukan oleh orang-orang sebelum pacaran. Namun yang dimaksud ta’arufan disini adalah proses perkenalan yang dilakukan oleh laki-laki dengan perempuan melalui syarat-syarat yang telah di tentukan.
Berikut akan saya jelaskan bagaimana proses ta’araufan dalam agama islam:

1. Minta dicarikan sama ustadz atau ustadzah
   ketika ikhwan sudah mampu untuk menikah dan ingin segera mencari pendamping hidup, maka kita boleh minta bantu kepada ustadz atau ustadzah. Untuk mencarikan calon nya.
 2. Melakukan Istikharoh dengan sekhusyu-khusyunya
     Setelah ikhwan mendapatkan data dan foto, melalui ustadz atau ustadzah. lakukanlah istikharoh dengan sebaik-baiknya, agar Allah SWT memberikan jawaban yang terbaik. Dalam melakukan istikharoh ini, jangan ada kecenderungan dulu pada calon yang diberikan kepada kita. Tapi ikhlaskanlah semua hasilnya pada Allah SWT. Luruskan niat kita, bahwa kita menikah memang ingin benar-benar membentuk rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah. Seseorang biasanya mendapatkan sesuatu sesuai dengan apa yang diniatkannya.

3. Menentukan Jadwal Pertemuan (ta’aruf Islami)
   Setelah Ikhwan melakukan istikharoh dan adanya kemantapan hati, maka segeralah melaporkan pada Ustadz, lalu Ustadz pun memberikan data dan foto kepada Ustadzah (guru akhwat), dan memberikan data dan foto ikhwan tersebut kepada Akhwat. Biasanya akhwat yang memang sudah siap, Insya Allah setelah istikharoh juga segera melaporkan kepada Ustadzahnya. Lalu segeralah atur jadwal pertemuan ta’aruf tersebut. Bisa dilakukan di rumah Ustadzah akhwatnya. Memang idealnya kedua pembimbing juga hadir, sebagai tanda kasih sayang dan perhatian terhadap mutarabbi (murid-murid). Hendaknya jadwal pertemuan disesuaikan waktunya, agar semua bisa hadir, pilihlah hari Ahad, karena hari libur. Tidak menutup kemungkinan memilih hari lain.
4. Gali pertanyaan sedalam-dalamnya
   Setelah bertemu, hendaknya didampingi Ustadz dan Ustadzah, lalu saling bertanyalah sedalam-dalamnya, ya bisa mulai dari data pribadi, keluarga, hobi, penyakit yang diderita, visi dan misi tentang rumah tangga. Biasanya pada tahap ini, baik ikhwan maupun akhwat agak malu-malu dan grogi, maklum tidak mengenal sebelumnya. Tapi dengan berjalannya waktu, semua akan menjadi cair. Peran pembimbing juga sangat dibutuhkan untuk mencairkan suasana. Jadi tidak terlihat kaku dan terlalu serius. Dibutuhkan jiwa humoris, santai namun tetap serius. Silakan baik ikhwan maupun akhwat saling bertanya sedalam-dalamnya, jangan sungkan-sungkan, pada tahap ini. Biasanya pertanyaan-pertanyaan pun akan mengalir.
5. Menentukan waktu ta’aruf dengan keluarga akhwat
  Setelah melakukan ta’aruf dan menggali pertanyaan-pertanyaan sedalam-dalamnya, dan pihak ikhwan merasakan adanya kecocokan visi dan misi dengan sang akhwat, maka ikhwan pun segera memutuskan untuk melakukan ta’aruf ke rumah akhwat, untuk berkenalan dengan keluarga besarnya. Ini pun sudah diketahui oleh Ustadz maupun Ustadzah dari kedua belah pihak. Jadi memang semua harus selalu dikomunikasikan, agar nantinya hasilnya juga baik. Jangan berjalan sendiri. Sebaiknya ketika datang bersilaturahim ke rumah akhwat, Ustadz pun mendampingi ikhwan sebagai rasa sayang seorang guru terhadap muridnya. Tetapi jika memang Ustadz sangat sibuk dan ada da’wah yang tidak bisa ditinggalkan, bisa saja ikhwan didampingi oleh teman pengajian lainnya. Namun ingat,ikhwan jangan datang seorang diri, untuk menghindarkan fitnah dan untuk membedakan dengan orang lain yang terkenal di masyarakat dengan istilah ’ngapel’ (pacaran). Hendaknya waktu ideal untuk silaturahim ke rumah akhwat pada sore hari, biasanya lebih santai. Tapi bisa saja diatur oleh kedua pihak, kapan waktu yang paling tepat untuk silaturahim tersebut.
6. Keluarga Ikhwan pun boleh mengundang silaturahim akhwat ke rumahnya
   Dalam hal menikah tanpa pacaran, adalah wajar jika orang tua ikhwan ingin mengenal calon menantunya   (akhwat). Maka sah-sah saja, jika orang tua ikhwan ingin berkenalan dengan akhwat (calon menantunya). Sebaiknya ketika datang ke rumah ikhwan, akhwat pun tidak sendirian, untuk menghindari terjadinya fitnah. Dalam hal ini bisa saja akhwat ditemani Ustadzahnya ataupun teman pengajiannya sebagai tanda perhatian dan kasih sayang pada mutarabbi.
7. Menentukan Waktu Khitbah
   Setelah terjadinya silaturahim kedua belah pihak, dan sudah ada kecocokan visi dan misi dari ikhwan dan akhwat juga dengan keluarga besanya, maka jangalah berlama-lama. Segeralah tentukan kapan waktu untuk mengkhitbah akhwat. Jarak waktu antara ta’aruf dengan khitbah, sebaiknya tidak terlalu lama, karena takut menimbulkan fitnah.
8. Tentukan waktu dan tempat pernikahan
    Pada prinsipnya semua hari dan bulan dalam Islam adalah baik. Jadi hindarkanlah mencari tanggal dan bulan baik, karena takut jatuh ke arah syirik. Lakukan pernikahan sesuai yang dicontohkan Rasulullah SAW, yaitu sederhana, mengundang anak yatim, memisahkan antara tamu pria dan wanita, pengantin wanita tidak bertabarruj (berdandan),makanan dan minuman juga tidak berlebihan. 

Nah itulah sekilas cara-cara berta’aruf yang saya ambil dari berbagai sumber. 
Sebenarnya saya ingin menulis cara ta’arufan sesuai dengan pengalaman saya sendiri. Namun sayang nya saya belum pernah melakukan ta’arufan. Saya memang belum ingin melaksanakan ta’arufan karena saya ingin fokus dulu terhadap kuliah saya. Lagian ta’arufan kan dilakukan ketika seseorang berniat untuk segera menikah. Sedangkan saya insya Allah ingin menyelesaikan kuliah dulu. Mohon do’a nya sahabat-sahabat semoga saya bisa dengan cepat menyelesaikan kuliah, dan tetap istiqomah untuk tidak pacaran. Aamiin. . . . 
Bagi sahabat-sahabat yang ingin segera mencari pendamping hidup; boleh deh, kiat-kiat diatas di coba sebagai referensi untuk menuju keluarga yang Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah

 Akhir nya saya mengucapkan ribuan terima kasih kepada para sahabat semua karena telah mau mampir diblog saya  apri's blog::
semoga tulisan saya ini memberikan sumbangan positif bagi kita semua.
 bagi sahabat-sahabat yang ingin memberikan masukan terhadap tulisan saya, silahkan coret-coret di kolom komentar atau kirim langsung ke email saya

Niat sama-sama mengamalkan dan menyampaikan kepada sanak saudara kita yang belum mengetahui nya (insya Allah), Supaya keberkahan islam terus mengalir kesetiap hati manusia. Mari… menimbang masalah dengan syaria’ah.

Tidak ada komentar: